Fenomena 'Tidak Ada Uang Kembalian' Siapa yang Harus Menukar?

Fenomena 'Tidak Ada Uang Kembalian' Siapa yang Harus Menukar

Pernah mengalami beli sesuatu tapi kasir atau penjualnya nggak punya uang kembalian? Gimana rasanya kita menghadapi hal demikian, yang pastinya sedikit membuat kesal dan serasa mematung diri di tempat.

Secara hukum jual-beli kalau menurut saya, mereka yang namanya penjual adalah wajib memberikan kembalian atau wajib mengembalikan uang yang diberikan dari pembeli sesuai selisih dari nilai transaksi jual beli apabila uang yang dibayarkan oleh pembeli lebih besar nilainya dari harga barang yang dibeli.

Kejadian lain yang tidak mengenakkan bagi pembeli juga adalah ketika kembalian yang seharusnya dengan uang tapi di tukar oleh barang lain seperti permen yang seharusnya bukan sebagai alat tukar jualbeli yang sah menjadi pilihan penjual yang tak mau repot. Padahal disitu adalah hak kita sebagai pembeli untuk menerima uang kembalian berupa uang juga.

Fenomena tidak adanya kembalian atau tidak ada uang pecahan untuk diberikan ke pembeli disituasi ini terkadang menjadi 'gamang' untuk memutuskan siapa yang harus menukarkan, tapi menurut hemat saya sebenarnya inisiatif penjuallah yang harus bergerak mencari 'tukaran' uang tersebut, bukankah penjual wajib mengembalikan selisih uang lebih dari pembeli. Saya sendiri sebetulnya tidak begitu memahami kondisi dan hukumnya seperti apa, kalau saya berfikir lebih kepada bagaimana lenjual mau melayani dengan sepenuh hati termasuk mencarikan uang kembalian yang menjadi hak si pembeli.

Fenomena 'Tidak Ada Uang Kembalian' Siapa yang Harus Menukar

Baca juga:

Tapi pernah di sebuah kasus dan pernah ane alami sendiri saat itu saya membeli sesuatu dan memang kebetulan uang yang saya pegang tinggal itu satu-satunya. Ketika saya membayar tiba-tiba wajah sipenjual agak mengekerut dan berkata: "Mas, nggak ada uang kecil atau pas aja?", saya jawab tidak ada karena itu uang terakhir saya dan saya bilang: " Ada tapi uangnya kurang nih, mas". Adegan selanjutnya saya menunggu reaksi si penjual kira-kira ada inisiatif menukarkan atau tidak. "Duh, mas sedari tadi orang belanja uangnya besar melulu, saya gak enak tuker terus sama pedagang lain" katanya.

Nah, kira-kira kalau ilustrasi atau cerita diatas kamu yang mengalami kira-kira harus bagaimana, apakah drngan sukarela kita selaku pembeli menukarkan di tempat lain yang ujung-ujungnya harus keluar duit lagi membeli sesuatu lagi untuk mendapatkan recehan?

Artikel ini terbit juga di:Kaskus



No comments

Komen di blognya iskrim harus cerdas dan keren, no spam, no junk please!