Atraksi Drone Membuat Semua Takjub Di Ajang Olympics 2018
2018 menjadi tahun bersejarah bagi PyeongChang, kabupaten di provinsi Gangwon, Korea Selatan yang kini menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin (Olympics) pada Februari ini, dan menjadi tempat penyelenggaraan Olimpiade paling dingin selama lebih dari 20 tahun sebelumnya.
Namun semangat untuk merayakan perhelatan olah raga besar dunia di musim paling dingin ini tidak menyurutkan semangat tuan rumah dan para atlit untuk bersemangat dan berprestasi menorehkan sejarah kemenangan. Pun demikian semangat ini semakin lengkap dikala hiruk-pikuknya keriaan artis K-Pop yang turut serta semakin lengkap ketika pembukaan Olimpiade Musim Dingin (Olympics) disajikan kecanggihan drone yang melakukan atraksi udara digelapya malam.
Atraksi Drone Di Ajang Olympics 2018
Shooting Star Intel
Drone yang kini menjadi salah satu prestasi penciptaaan teknologi terkini ternyata mampu juga memberikan sentuhan yang luar biasa indah di perhelatan olah raga Olimpiade Musim Dingin (Olympics) di PyeongChang, Korea Selatan. Semua dibuatnya takjub dan tak biasa.
"Ini pada dasarnya adalah seni pertemuan teknologi,"
kata Anil Nanduri, general manager dari perwakilan Intel.
Drone yang dihadirkan berjenis pesawat yang diberinama Shooting Star Intel, memiliki panjang sekiar satu kaki, memiliki berat delapan ons, dan bisa terbang dalam formasi hingga 20 menit.
Sumpah, keren banget!
"Kami telah merencanakan pertunjukan udara yang menarik, bukan lagi kembang api, tapi inilah kemajuan teknologi terbarukan. Kami mampu membentuk formasi bendera Amerika yang berkibar dan lebih banyak animasi yang berkaitan dengan Olimpiade". lanjut Anil Nanduri.
Agar tampilan memukau para teknisi dan insinyur merancang Drone Shooting Star Intel dilengkapi dengan kombinasi lampu LED berjumlah kurang lebih empat miliar warna. Dan jumlah drone yang dibutuhkan sebanyak 1.218 buah yang secara harmonis bergerak membentuk sebuah objek bergerak. Sebelum diterbangkan para teknisi dan insinyur sudah memprogramkan alur geraknya melalui komputer dan GPS, tantangannya adalah keterbatasan kapasitas baterai yang membatasi ruang gerak diudara, pada umumnya baterai drone hanya mampu terbang selama 20 menit, beruntung semuanya lancar dan sukses.
Tulisan ini juga terbit di: Kaskus
Post a Comment