Belajar Dari Tiang Listrik, Tegak Dan Selalu Tegar (Sebuah Opini)
Hukum harus dilaksanakan dan ditegakkan dimanapun dan kapanpun. Tiga unsur utama yang selalu harus diperhatikan dalam menegakkan hukum adalah Kepastian Hukum (rechtssicherheit), Kemanfaatan (Zweckmassigkeit), dan Keadilan (gerechttigkeit). Seperti yang termaktub di Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XIII/2015, di halaman 22.
Pengertian Hukum secara umum
Hukum adalah salah satu yang berasal dari norma yang ada di dalam kehidupan masyarakat. Norma hukum mempunyai hukuman yang lebih tegas lagi. Hukum digunakan dalam untuk menghasilkan adanya keteraturan di dalam masyarakat, agar dapat terwujudkan sebuah keseimbangan didalam kehidupan masyarakat dimana masyarakat tidak dapat dengan sebebas-bebasnya dalam bermasyarakat, adanya sebuah batasan dalam ketidakbebasan tersebut bertujuan agar menghasilkan keteraturan. Terdapat berbagai macam tentang pengertian hukum menurut para ahli, tentunya dalam mengetahui seperti apa tentang pengertian hukum yang sebenarnya maka kita tidak bisa sembarangan dalam menafsirkan pengertian hukum kalau bukan ahlinya.
Setiap orang mengharapkan dapat diterapkannya hukum seadil-adilnya dalam hal terjadinya suatu peristiwa yang konkrit. Seperti apa hukumnya itulah yang harus berlaku dan berjalan; pada dasarnya tidak boleh menyimpang: fiat justitia et pereat mundus (meskipun dunia ini runtuh hukum harus ditegakkan, meski mungkin terdakwa adalah orang yang berpengaruh di masyarakat, apalagi memiliki jabatan yang penting di masyarakat.
Dari sebuah illustrasi kehidupan ini kita belajar
Ketika hanya sebuah tiang listrik yang berkontribusi besar bagi masyarakat memberikan saluran penerangan yang akibatnya memberikan rasa nyaman disetiap ruangan tamu dan kamar tidur melalui penerangan lampu ini kita hampir lupa dengan jasa tiang listrik. Bertahun-tahun dia berdiri dan melayani masyarakat tapi kita sepertinya lupa akan jasa-jasanya, meski demikian dia tetap tegar menjalankan tugas dan kewajibannya.
Dan suatu ketika, sang tiang listrik mendapatkan ujian berat, dihantam oleh sebuah dokar dari kerajaan awang-awang. Menurut bisik-bisik tetangga, kabarnya dokar beserta beberapa penumpangnya mengalamai luka ringan hingga berat. Heboh (mungkin karena berita berpotensi menjadi bahan kualitas super), semua menyiarkan penumpang yang katanya terluka berat. Semua sibuk dengan analisanya masing-masing, para pakar ikut nimbrung dan memberikan kesimpulannya masing-masing. Dokar terlihat rusak berat, tapi anehnya si tiang listrik tetap berdirik tegak. Namun adakah mereka yang peduli dengan si tiang listrik ini?
Dunia belumlah tua dan pikun, mata hati manusia masih ada yang bisa berfikir sehat dan memiliki hati dan nurani yang bersih. Dibalik hebohnya kasus tabrak tiang ini masih ada yang peduli dengan kondisi si tiang listrik yang menjadi 'korban' sungguhan. Beberapa justeru memberikan perhatian ucapan empati dan bertanya-tanya kenapa begitu kuat, tegar dan tetap tegak berdiri si tiang listrik ini?
TUHAN mboten sare!
Kalau kita amati bersama dari kasus ini sepertinya Tuhan, Allah SWT sedang memberikan peringatan atau menegur kepada kita, hukum tetap harus ditegakkan dimanapun dan kapanpun, sekalipun langit akan runtuh, Hukum Harus Ditegakkan (Fiat Justitia Ruat Coelum). Tiang listrik di ibaratkan satu topik atau masyarakat yang dianggap mudah robohkan atau di tenggelamkan oleh kekuasaan dan jabatan, dan nyata-nyatanya sang tiang listrik masih tetap kuat, tegar dan tetap tegak berdri meski hanya 'seorang diri'. Tiang listrik sekali lagi tetap tegak berdiri tapi sebuah drama sudah terlanjur diatur oleh pakar yang ternyata tak sesuai harapan. Itulah bukti kalau Tuhan, Allah SWT berkehendak, ilmu dan hitungan matematika manusia terkadang tidak akan nyambung dalam hal ini. Yang kita ambil pelajaran dari ini adalah jangan anggap remeh sesuatu yang dianggap sepele, kita tidak akan tahu ada kekuatan dibalik itu semua, sampai hukum benar-benar ditegakkan dan berjalan sesuai norma dikehidupan masyarakat. Semoga saja sang tiang listrik tetap mampu melayani dan berkontribusi kepada masyarakat, aamiin.
Post a Comment