Sedekah Tak Sampai yang Di Takdirkan Tuhan (Akhirnya Terobati)

Sedekah Tak Sampai yang Di Takdirkan Tuhan

Entah ada angin apa suatu ketika sore itu saya sepulang kerja ada keinginan mampir sejenak di sebuah jajanan rakyat di daerah rumah saya. Ketika sedang menunggu pesanan jadi saya perhatikan di seberang jalan ada pengamen sayup-sayup mendendangkan lagu begitu merdu dengan lirik lagu Ebiet G Ade yang syarat pesan dan makna.

Sayup-sayup saya resapi bait demi baik liriknya, sungguh sangat menyentuh hati dan fikiran saya."Hm, lagu Ebiet sangat jarang bahkan langka dibawakan pengamen zaman now", fikirku. Saking saya terkesima dengan lagu dan suara vokal yang dibawakan santai seorang diri dengan gitar tuanya, si pengamen setengah baya ini suaranya terus mengalir menunggu si pemilik toko memberikan sedikit rejeki untuknya. Sungguh, sebenarnya saya sangat ingin sekali memberinya rejeki meski alakadarnya tapi sangat disayangkan sore itu jalan yang begitu sibuk dan tubuh lelah seharian bekerja seperti berat untuk melangkahkan kaki ini.

Sedekah Tak Sampai yang Di Takdirkan Tuhan


Saya seperti diam mematung sambil terkesima tanpa sadar menikmati lagu yang masih dinyanyikan oleh si pengamen tadi. Entah setan apa yang lewat hingga menahan saya untuk bergerak mendekat. Dan seperti sudah di skenario oleh iblis, saya baru bisa bergerak ketika si pengamen tadi berjalan mulai menjauh dari satu toko ke toko lainnya.

Baca juga:

Duh, kenapa saya sedemikian berat sih untuk menyebrang tadi, fikirku. Dan ketika pesanan saya jadi saya langsung bilang pada abangnya : "Bungkus aja deh bang!" Saya tidak jadi makan di tempat, saya suruh bungkus cepat-cepat pesanan saya tapi sayang masih ada satu pelanggan lebih dulu di depan saya dan akhirnya saya harus menunggu. Hufh.

Setelah pesanan saya selesai, bayar, langsung saya melajukan sepeda motor bututku sambil pandangan ini menyisir setiap toko diseberang saya, yup, mencari si pengamen tadi dengan maksud ingin memberinya sedikit rejeki untuknya. "Uang kembalian tadi harus aku berikan kepadanya." fikirku dalam hati.

Tapi sampai menuju depan rumahku aku rupanya belum beruntung, saya tak menemukan si pengamen tadi. "Aaah, kemana dia, kenapa niat baik ini tak kesampaian." fikirku dalam hati.

Akhirnya sejenak aku lupakan kejadian tadi, motor ku parkir di balik pagar garasi rumah, segera aku ambil wudhu untuk shalat Magrib. Dan disaat rakaat pertama baru saja dimulai sayup-sayup terdengar kembali suara si pengamen, tapi kali ini dia ada didepan pagar rumah saya! Ya, saya sangat mengenali suara nya. "Ya ampuun, saya sedang shalat, gimana inii?", aku tidak lagi peduli apakah shalatku ini khusu' atau tidak, tapi pada akhirnya aku tetap harus melanjutkan dan menyelesaikan shalatku. Selesai shalat aku masih memikirkan si pengamen tadi. Duh kenapa hari ini niat saya seperti terhalangi, ada apa sebenarnya, fikirku.

Sedekah Tak Sampai yang Di Takdirkan Tuhan

Namun setelah itu aku sepertinya diberikan jalan dan diingatkan oleh Tuhan, dan seolah Tuhan berkata: "Bersedekahlah dengan Doa!". "Jleb", aku tersadar bahwa sedekah memang tidak harus dengan uang tapi bisa dengan cara lain. Bahkan mungkin doa yang saya berikan nilainya lebih besar dihadapan Tuhan dari sedekah recehan tadi. Dan pada akhirnya aku sedikit lega karena niat saya bisa terlaksana meski dengan cara yang berbeda. Semoga doa saya kali ini bernar-benar di ijabah oleh Tuhan. Aamiin ya Rabbal Alamiin.


No comments

Komen di blognya iskrim harus cerdas dan keren, no spam, no junk please!